Kamis, 20 Oktober 2011

Melancong ke Gardu


11 Juli 2011 aku, mayu, dan mus melancong ke Gardu. Bukan gardu induk loh milik PLN. Hehe malainkan Gardu nama sebuah desa di Subang lebih tepatnya di Pagaden. Awalnya kami gak kepikiran untuk main ke Gardu, salah satu temen kami namanya Rita. Nah, kebetulan mos jadi berpikiran untuk melancong ke Gardu, kami sempat bingung motor cuman ada 1 sedangkan gak ada angkot ke Gardu, berpikir. Aku dan mus naik elf bukan elf fans suju, melainkan elf angkutan umum. Hehehe
1 jam kami nunggu elf berangkat, ya ampun lama banget elfnya bahkan ada ibu-ibu yang dibelakang ku ngomel-ngomel “mang buruan panas yeuh” kata ibu yang ada dibelakangku. Berisik banget ngomel-ngomel aja, namanya diangkutan umum, jadi harus saling menghargai dan menghormati satu sama lain. Akhirnya tuh mobil elf berangkat juga setelah satu jam lebih ngetem. Di pagaden ada si komo lewat alias kereta kami terhalang lagi oleh kereta yang lewat, kereta pertama dah lewat eh ada kereta lagi kurang lebih selama 10 menit kami menunggu kereta ternyata kereta yang lewat kereta kecil, kirain kereta agro, ekonomi. Uhuhu cepek dech. Bener-bener penuh perjuangan. Akhirnya kami sampai di Gambar Sari, kami menunggu teman kami yaitu Rita dan Mayu, mereka pulang duluan bawa motor untuk menjemput kami.
Aku menyuruh Mus sms Rita kalau kami dah nyampe ke Gambar Sari., namun sms mus tak dibales mungkin Rita sama Mayu lagi dijalan. Tak lama kemudian Rita dan Mayu datang, akhirnya kami bisa melanjutkan perjalanan lagi, aku dibonceng Rita dan Mus dibonceng Mayu. Kami disuguhi pemandangan yang indah ada sawah dan leuwueng ditengah-tengah desa, asri bisa menikmati udara segar kalau pagi-pagi. Ternyata dari Gambar Sari menuju Gardu perjalanannya sangat jauh.
Di tengah-tengah perjalanan Mayu memberhentikan aku dan Rita, dia mengajak kami untuk main ke rumah ibu kost kami, “malu may, ngapain coba kita main kesana” kataku. Mayu tetep pengen main, akhirnya kami memutuskan untuk main. Dan kami melajutkan perjalanan lagi, jauh sekali, aku dan Mus sampai pegel neh, ingin cepat-cepat sampai. Tak terasa kami dah sampai di rumah Rita, aku merebahkan diri. Malamnya kami tertidur nyenyak.
Tak terasa sudah hari selasa tandanya kami harus pulang, gak mau pulang masih betah main. Jam  11.00 aku pulang ke Ciasem, Mayu ke Sukamandi dan Mus ke Pabuaran. Kami seneng bisa melancong ke Gardu, kalau ada waktu kami akan melancong ketempat lain, dan kami bisa lebih memperat pertemanan.

Jumat, 05 Agustus 2011

Indahnya bermain


Bermain bersama anak kecil sangat menyenangkan bisa menambah awet muda. Setelah sholat tareweh, aku mampir dulu jajan di warung, kebetulan banyak anak kecil diwarung itu, banyak yang belinya juga, jadi agak ngantri. Selama nunggu ngantri aku ngobrol aja dengan anak kecil yang sedang ngantri juga. Mereka selalu membuatku tertawa, dan mengingatkanku pada masa kecilku dulu. Jadi kangen masa kecil.
Jaman sekarang anak kecilnya canggih-canggih mereka semua rata-rata sudah pegang hp, keren banget euy, dulu waktu jaman aku kecil belum mengenal hp. Aku jadi kangen masa kecilku waktu dulu. Pengen ketawa kalau mengingat masa kecilku
Kawan asyik loh bermain bersama anak kecil, walaupun kadang-kadang mereka menyebalkan tapi mereka bisa menghibur kita.

Kamis, 02 Juni 2011

Potret Kehidupan

Sangat mengerikan untuk melihat kehidupan yang sebenarnya, kadang juga merasa kasihan karena tidak merasakan indahnya hidup. Aku merasa sangat sedih mendengar sebagian dari saudara kita yang tinggal tidak begitu layak. Aku melihat seorang anak SD, setelah pulang sekolah dia tidak pulang ke rumahnya, kalau kita pulang sekolah ke rumah. Tidak dengan dia, setelah pulang sekolah dia ke pinggir jalan, tempat tinggal yang selama ini menemaninya. Dengan beralaskan seadanya untuk menghindari dari sengatan matahari, dan hujan, dia tidur dengan ayunan sebagai tempat tidurnya. 

Kita yang mendapatkan tempat untuk berteduh selalu mengeluh, keramiknya yang jelek, kasur yang tidak nyaman, seprai yang lecek, bantal yang lepek dan masih banyak lagi. Tapi kita lihat mereka yang tidak mengenal bantal, kasur busa, seprai, tapi mereka tidak pernah mengeluh, karena mereka bersyukur karena masih diberikan tempat untuk berteduh. 

Kejutan

Hari Kamis sekitar 1 bulan yang lalu sangat melelahkan bagiku, aku terbaring diatas kasur ditemani boneka kesayanganku, setalah satu jam tertidur aku bangun, lalu makan dan setelah itu mencuci piring. Ketika aku sedang mencuci piring ada salah seorang temanku yang turun dari tangga tempat jemuran, dia bertanya padaku "baru bangun tidur yach"kata temanku, aku menjawab "iya, ngantuk banget". Lalu temanku pergi meninggalkan ku, aku sendirian dech mencuci piringnya, lama sekali aku mencucinya banyak soalnya. "Cb, cepetan kesini aku mau ngomong" teriak temanku. Seperti di leuweung kalau teriak-teriak tuh, aku datang ke kamar temanku sambil membawa cucian piring, setelah pintu kamarnya di buka dia tidak ada, uhuh nyebelin banget nih anak. 

Aku membuka pintu kamar, tiba-tiba apa yang terjadi duluar dugaanku, mereka menyanyikan lagu ulang tahun sambil membawa bolu, aku sungguh terkejut melihatnya, aku sangat senang baru pertama kalinya aku dirayakan ulang tahun oleh sahabat-sahabatku,, aku sungguh beruntung mempunyai sahabat seperti kalian. Aku tidak akan pernah lupa momen yang terindah yang kalian berikan dalam hidup ku.  

Selembar Uang

Kebisingan menyelimuti telinga ku. Rasanya aku tak kuat mendengarnya, membuatku sedih dan ingin menangis senandung lagu yang dibawakan menyentuh hati. Aku tak kuat menahan air mata, tapi aku berusaha menahannya supaya air mata ini tidak keluar sampai aku dirumah. Kakak mengeluarkan selambar uang ribuan dan memberikanya pada pengamen itu. 
Diseberang sana aku melihat ada seorang pengamen yang sedang menyayikan sebuah lagu ke orang yang berada didalam mobil sedan. Kemudian orang itu membuka kaca dan mengeluarka sejumlah uang, pengamen tersebut mengambil uang dan ada percakapan diantara mereka berdua, entah apa yang dibicarakan. Tak lama kemudian pengamen  itu berteriak pada temannya "hey, nukerin uang , aya heunteu buruan di dagoan"., pengamen itu cepat-cepat mengambil uang dari temannya lalu diberikan pada orang tersebut. Lampu hijau nyala.
Masih ada kah di jaman ini ada seorang pengamen yang seperti itu, aku sungguh tidak menyangka. Ternyata masih ada orang yang baik di dunia ini.

Senin, 30 Mei 2011

Menentukan

Sore itu saya dan teman saya sedang jalan-jalan, juga sambil membeli makan. Antri membeli makannya,, akhirnya giliran kami, selesai membeli makan saya meminta teman saya mengantar saya membeli Folio di toko. Di tengah perjalanan ada pertengkaran kecil antara saya dan teman saya, teman saya tidak mau ikut katanya sih capek, males dan teman-temanya. 
Ya sudah akhirnya teman saya pulang, tenang saya tidak sendirian pergi ke toko, di temani teman saya, jadi saya diantar dua teman, kawan. Selesai membeli kertas dijalan saya melihat ada seorang anak lelaki yang sedang membuka koran, entah anak lelaki itu sedang ngapain apakah sedang membaca koran atau mencari pekerjaan. Sempat terlintas dalam pikiran saya bagaimana kalau anak lelaki itu sedang mencari pekerjaan?. Saya dan teman saya merasa sangat sedih, karena seharusnya anak lelaki itu sedang sibuk-sibuknya mencari sekolah, untuk masa depan dia.
Kawan, seharusnya kita bersyukur karena kita masih bisa melanjutkan sekolah, janganlah kalian sia-siakan hidup kalian, karena masih banyak saudara-saudara kita yang tidak bisa melanjutkan sekolah. Maka kalian harus bersyukur. Kawan janganlah kalian melihat hidup kalian ke atas cobalah kalian sekali-kali melihat kehidupan yang ada dibawah. Gapailah cita-cita kalian.
Hari itu saya dan ibu saya sedang jalan-jalan, ibu sedang melihat beberapa pakaian yang ada di toko, kemudian kami masuk kedalam toko itu, saya sangat terkejut dan kaget melihat seorang pria yang berjualannya, saya bertanya-tanya kenapa seorang pria? emang tidak ada cewek lagi?. Saya bertanya pada ibu tapi bisik-bisik takut kedengaran takut tersinggung. uhuh Ibu saya tidak menghiraukan pertanyaan saya sedikit kecewa, tapi ya sudahlah mungkin ibu mempunyai alasan lain. Ketika sampai di rumah ibu menjelaskan semuanya, saya baru mengerti dan sadar ketika ibu menceritakan alasan mengapa seorang laki-laki bekerja di toko tersebut.

Saya salut kepada lelaki itu karena dia tidak malu, dan pede, walaupun yang belanjanya kebanyakan ibu-ibu, jarang ada ada anak muda yang belanja?. Kalau penasaran tebak aja sendiri? heheheh
kata ibu saya "apapun pekerjaannya yang penting halal", mau itu pedagang, dokter dll, yang penting halal, dan tidak melanggar syariat agama.